Senin, 08 November 2010

Mencapai Kesempurnaan Orang Jawa

Tujuan terbesar dalam sebuah perjalanan hidup orang jawa adalah, menuju kesempurnaan. Dan ini bukan satu hal yang mudah,karena harus belajar menyikapi segala rahasia dalam kehidupan ini, bahkan ada kalanya harus berjuang, Perjalanan menuju kesempurnaan adalah proses yang menentukan setiap tapak langkah kita. Setiap hembusan nafas, detak jantung, dari siang menuju malam. Semua menuju titik yang sama, kesempurnaan.
Setiap insan mempunyai hak yang sama atas waktu. Tidak ada seorangpun melebihi dari yang lain. Namun tak jarang setiap kita berbeda dalam mensikapinya. Ada yang berjuang untuk melewatinya dengan membunuh waktu. Tidak pula sedikit yang merasakan sempitnya kesempatan yang ia punya.
Ada lima hal, yang menurut pandangan orang jawa harus dipenuhi untuk mencapai kesempurnaan yaitu :
  • PEKSI, yang mempunyai arti sebagai “burung”. Pada jaman dahulu, hampir di setiap rumah tinggal orang jawa pasti memelihara burung. Dan burung yang menjadi favorit menjadi peliharaan adalah burung “perkutut”, yang terkenal mempunyai suara yang merdu. Filosofinya adalah : sebagai manusia diharapkan agar mempunyai suara yang bagus,dalam artian dalam berbicara harus memakai tata krama dan adat sopan santun,berbicara tidak dengan suara sombong.
  • WANITA. Wanita dalam hal ini adalah bukan dalam arti yang sesungguhnya melainkan mengambil filosofinya. Wanita identik dengan cinta kasih dan kelembutan. Di dalam kehidupannya manusia hendaknya harus memiliki rasa cinta kasih dan kelembutan,tidak disertai dengan nafsu amarah dan angkara murka.
  • KERIS,yang diartikan sebagai sifat waspada dan curiga. Keris adalah senjata yang dipergunakan oleh orang jawa pada jaman dahulu, untuk mempertahankan diri. Filosofinya bukan berarti untuk menjadi sempurna seseorang harus mempunyai senjata, tetapi lebih dimaksudkan sebagai rasa curiga atau waspada,agar terselamatkan dari tipu muslihat orang lain.
  • TURANGGA, yang artinya kuda/tunggangan. Kuda merupakan sarana transportasi pada jaman dahulu. Secara filisofis, kuda melambangkan “pengendalian” (karena jika orang menaiki kuda maka dia akan memegang tali pengendali). Oleh sebab itu , apabila ingin menjadi manusia yang sempurna, seseorang harus bisa mengendalikan diri dari semua nafsu yang menguasai diri manusia.
  • WISMA, atau tempat tinggal/rumah. Secara filosofi, rumah mengingatkan bahwa manusia juga akan kembali kerumah atau asal manusia,yaitu kembali kepada Sang Pencipta (Tuhan). Menurut orang jawa : “wong urip kui ger mampir ngombe” (hidup manusia itu cuman mampir minum ) yang berarti orang hidup itu cuman sebentar seperti orang yang bertamu/mampir untuk minum menghilangkan rasa haus.

0 komentar:

Posting Komentar