Senin, 08 November 2010

Tentang Jawa

Jawa” adalah istilah yang sering didengar dalam pergaulan sehari-hari. Jawa adalah nama sebuah pulau di Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari gugusan kepulauan sunda besar dan paparan sunda, yang pada masa sebelum es mencair merupakan ujung tenggara benua. Luas pulau ini 138.793,6 km2, merupakan pulau ketigabelas terbesar di dunia
Populasi penduduk di pulau ini merupakan populasi terbanyak dibandingkan dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia dan merupakan pulau terpadat di Indonesia. Mayoritas penduduk di pulau jawa adalah suku jawa. Suku bangsa Jawa, adalah suku bangsa terbesar di Indonesia. Mereka terutama bermukim di propinsi jawa tengah dan jawa timur.
Walaupun begitu, di propinsi jawa barat banyak juga ditemukan Suku Jawa, terutama di Kabupaten Indramayu dan Cirebon yang mayoritas masyarakatnya merupakan orang-orang Jawa yang berbahasa dan berbudaya Jawa. Demikian juga di tengah pulau Jawa, ditemukan pula kantong-kantong komunitas suku Sunda atau suku bangsa yang berbahasa Sunda, terutama di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Cilacap. Selain itu ada pula suku Madura dan suku Bali di Jawa Timur dan Suku Betawi di sebelah barat Jawa, di kota Jakarta dan sekitarnya.
Suku jawa juga menyebar di banyak daerah di Indonesia seperti di Lampung, Banten, Jakarta dan Sumatera Utara. Suku Jawa juga memiliki sub-suku, seperti Osing dan Tengger
Dalam pergaulan sehari-hari, suku bangsa Jawa sebagian besar menggunakan bahasa jawa. Dalam sebuah survei yang diadakan majalah Tempo pada awal 1990-an, diperoleh data bahwa jumlah yang menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-hari mencapai 70%. Sedangkan yang memakai bahasa Indonesia kurang lebih hanya 12%, sisanya sekitar 18% menggunakan bahasa secara campur antara bahasa Jawa dan bahasa Indonesia.
Bahasa Jawa memiliki satu aturan perbedaan kosa kata dan intonasi berdasarkan hubungan antara pembicara dan lawan bicara, yang dikenal dengan unggah-ungguh. Aspek kebahasaan ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam budaya Jawa, dan membuat orang Jawa biasanya sangat sadar akan status sosialnya di masyarakat
Menurut penelitian Pakar antropologi Amerika , Clifford Geertz, yang dilakukan pada tahun 1960-an, masyarakat Jawa dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
  • Kaum santri, adalah penganut agama Islam yang taat.
  • Kaum abangan, adalah penganut Islam secara nominal atau penganut Kejawen.
  • Kaum priyayi, adalah kaum bangsawan.
Dewasa ini pendapat Geertz banyak ditentang karena ia mencampur adukkan antara golongan sosial dengan golongan kepercayaan. Kategorisasi sosial ini juga sulit diterapkan dalam menggolongkan orang-orang luar, misalkan orang Indonesia lainnya dan suku bangsa non-pribumi seperti orang keturunan Arab Tionghoa dan India.
Sebagian besar orang Jawa secara nominal menganut agama Islam, kemudian disusul dengan penganut Protestan dan Katholik serta agama Buddha dan Hindu. Selain di perkotaan, penganut agama selain Islam ini juga dapat juga ditemukan di wilayah pedesaan,
Ada pula agama kepercayaan sebagian suku Jawa yang disebut sebagai agama Kejawen. Kepercayaan ini terutama berdasarkan kepercayaan animisme dengan pengaruh Hindu-Buddha yang kuat. Masyarakat Jawa terkenal akan sifat sinkretisme kepercayaannya. Semua budaya luar diserap dan ditafsirkan menurut nilai-nilai Jawa sehingga kepercayaan seseorang kadangkala menjadi kabur.
Suku jawa terkenal sebagai tipe “pekerja”yang baik,tidak banyak menuntut dan tangguh, oleh sebab itu orang Jawa banyak yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan Militer, sebagian lagi bekerja sebagai buruh kasar, pembantu rumah tangga dan buruh di hutan-hutan di luar negeri . Dalam bidang bisnis dan industri, selain sebagai pekerja, kiprah orang jawa tidak terlalu menonjol.
Seni, dalam kehidupan orang jawa mendapat tempat yang khusus. Oleh sebab itu Orang Jawa terkenal dengan budaya seninya. Salah satu yang terkenal adalah pementasan wayang. Ini adalah seni budaya yang terpengaruh agama Hindu-Buddha. Repertoar cerita wayang atau Lakon sebagian besar berdasarkan wiracarita Ramayana dan Mahabharata. Selain pengaruh agama Hindu dan Buddha, beberapa jenis seni budaya yang lain terpengaruh juga oleh agama Islam dan kebudayaan dunia Barat.
Secara etika, Orang Jawa terkenal sebagai sukubangsa yang sopan dan halus bertutur kata. Tetapi mereka juga terkenal sebagai suku bangsa yang tertutup dan tidak mau berterus terang. Sifat ini konon berdasarkan watak orang Jawa yang ingin menjaga harmoni atau keserasian dan menghindari konflik, karena itulah mereka cenderung untuk diam dan tidak membantah apabila terjadi perbedaan pendapat.

5 komentar:

PAKDHE MARYANTO mengatakan...

Kebudayaan JAWA perlu di uri2 dan dilestarikan, jangan sampai tergusur oleh kebudayaan dari luar Nusantara.

PAKDHE MARYANTO mengatakan...

Kebudayaan JAWA adalah PUSAKA BANGSA.

Unknown mengatakan...

Hindu dan Budha di pengaruhi oleh Budaya local dan berasimilasi, seperti air akan mengikuti bentuk wadahnya, Sedangkan Agama selain Hindu dan Budha mempengaruhi dan bahkan menghilangkan budaya local genius.
Kebudayaan jawa adalah kebudayaan kejawen, kejawen adalah kepercayaan Hindu Budha, yg pada zaman itu Hindu dan Budha tidaklah bernama, orang Baratlah menyebut sebagai agama Hindu dan Budha sampai sekarang

unknown mengatakan...

Setuju. Jangan biarkan buday luar biasa ini tergerus oleh modernisasi ala barat maupun timur tengah

Unknown mengatakan...

Setuju budaya asli warisan nenek moyang jangan sampai hilang musnah krn merupakan jatidiri eksistensi suatu bangsa.Kita beragama tapi jangan sekali kali menghilangkan pesan para leluhur kita. Jayalah budaya Nusantara selamanya....👍

Posting Komentar